SuaraSintang.com-Sintang:
Kehadiran
guru garis depan(GGD) di daerah perbatasan sintang menjadi ancaman serius bagi
guru honorer karena dengan adanya GGD membuat guru honorer yang sudah mengabdi
belasan tahun terancam tak akan di
angkat menjadi PNS dan terancam di berhentikan. Masa yang berkumpul di depan
kantor bupati sintang menuntut agar mereka diangkat menjadi PNS karena mengingat
masa pengabdian mereka jauh lebih lama dari GGD dan telah lama bertugas di
daerah perbatasan dan terpencil.(jum’at,17/11/2017)
Brigita
Adrianus selaku Ketua Forum Guru Honorer Sekolah Perbatasan Kecamatan Ketungau
Tengah mengatakan di desa wanabakti guru honorer ada yang sudah mengabdi selama
13 tahun dan SK nya ada juga yang di keluarkan oleh kepala sekolah, Menurut saya
GGD ini bagus karena mereka orang-orang yang berkualitas intinya menurut
pemerintah dan memang seperti itu kenyataannya, tapi yang kita fikirkan sekang
adalah rentanya kehadiran GGD itu menutup peluang-peluang di daerah, dengan
kehadiran 261 itu artinya ndak baik juga GGD kalau tetap rekrutmentnya mengkesampingkan
orang-orang di daerah jadi kan kita tetap terdiskriminasi.”kata Adrianus
Sambung
Adrianus, nah nanti dampaknya itu kan bisa saja membunuh mental masyarakat, “karena
anggapa orang di daerah percuma saja anak saya ini sarjana sampai hari ini dak
ngajar”, karena dianggap pemerintah dak bisa ngajar dan dianggap dak kompeten
karena tidak punya sertipikat pendidik, mohon agar pemerintah daerah agar menyuarakan
ke pemerintah, nanti akan kita sampaikan ketika kita audensi di sana agar
pemerintah pusat bisa merekomendasikan kampus mana di daerah kita yang memang
bisa mencetak atau yang bisa mengeluarkan sertipikat pendidik.”uajrnya
harapan
saya agar pemerintah daerah dapat menindak lanjuti dan bukan hanya sekedar
omong-omong begitu saja, karena ini menyangkut masalah social juga di masyarakat,
saya sangat ingin menghadap mentri pendidikan karena dengan begitu kita bisa
berbicara langsung karena saya orang daerah saya paham teknis di sini dan saya
melihat dan saya bisa berbicara banyak untuk menyuarakan kawan-kawan di sini
karena kami senasib, ini banyak yang dak hadir karena faktor jalan dll.”terangnya
Kornelius
nyangga selaku guru honorer di perbatasan mmengatakan saya sudah 10 tahun mengabdi
mulai dari 2007 dari gaji mulai dari Rp.400.000;- /bulan dan sekarang ini sudah
Rp.500.000;-/bulan dari sekian tahun mengajar hanya naik Rp.100.000;- saja,”
kita sudah mengabdi selama 10 tahun, harapan kami agar pemerintah memperhatikan
kami”, kalau mengingat gaji itu memang tidak cukup dan itu bukan gaji pokok,
kalau kita gak ada kegiatan misalnya ndak ada ekstra, les dan sebagainya dak
sampai seperti itu, Sementara harga bahan sembako di daerah saya sangat tinggi
karena akses jalannya yang rusak parah tadi, saya sudah mendidik banyak murid
bahkan ada yang sudah banyak yang menjadi tentara, bahkan sudah ada yang kuliah
di kedokteran.”katanya
Kehadiran
GGD sangat menghawatirkan kami yang guru honorer, sepertinya GGD ini di
istimewakan pemerintah, jam mengajarnya harus terpenuhi semua akibatnya guru
honorer kekurangan jam mengajar, kita sangat khawatir akan di singkirkan,
harapan saya agar pemerintah prioritaskan dulu pengangkatan guru honorer yang
sudah lama mengabdi.”ujarnya
Asisten
Pemerintahan Setda Sintang, A.Syufriadi
mengatakan saya pada prinsipnya menganggap itu baik, kalau mereka dilibatkan agar
nanti mereka melihat dan mendengar langsung dan ini juga akan saya sampaikan ke
bupati dan saya kira pak bupati lebih bijak agar mereka dibawa tetapi tidaklah
dalam jumlah yang banyak karena biasa di kemntrian juga dak mau trima jika
terlalu ramai.”kata Syufriadi
Tambah
Syufriadi, Pendapat pribadi saya tentang kebijakan GGD ini bagus sebenarnya,
mungkin ini perlu di sosialisasikan kemudian manajemennya ini perlu di sempurnakan
lah, karena mungkin ukuran mereka menerapkan ini mungkin mereka hanya mengambil
data di jawa, mungkin belum tentu cocok di terapkan di sumatera, Kalimantan dan
daerah lainnya, kedepan silahkan masih ada pengangkatan GGD atau yang lainnya yang
di prakarsai oleh pusat, tetapi bisa mengakomodir orang daerah dan “sistem penggajian
ya di bantu lah daerah jangan jadi beban APBD daerah, karena nanti menjadi suatu
hal yang masalah nanti dimana daerah ini kekurangan dana” tetapi di paksakan
harus menggaji GGD.”terangnya
Endi
dakosta selaku ketua umum fordem kalbar mengatakan kita minta kemetrian agar
cepat menentukan jadwal untuk menerima fax eksekutif, legislative, dan
AMDP(Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan) ada 10 ormas yang tergabung sesuai
kesepakatan di kemarin di DPRD Sintang dan di Pontianak bahwa 10 orang yang
menjadi delegasi akan berangkat ke Jakarta “untuk sama-sama bejuang agar tidak
ada dusta diantara kita”, kita lihat kementrian begitu sangat lamban sekali
merespon persoalan ini.”ujarnya
Dalam pengamanan aksi
damai yang di kawal anggota Polres Sintang dan di pimpin oleh Kabag Ops Polres Sintang Kompol Edy Haryanto mengatakan sesuai perintah Bapak Kapolres
Sintang kita wajib mengawal setiap kegiatan masyarakat. Hari ini kami mengawal
setiap aspirasi masyarakat dari mereka datang sampai mereka pulang, dari Kepolisian
ada 100 gabungan dari sabhara, intelejen, lalulintas, bahkan kita dibantu dari
pol PP.”ujar Kompol Edy Haryanto(ian)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »