punggur Besar - Pangan dalam rumah tangga harus dijaga, jangan sampai kekurangan. Salah satunya pemberdayaan petani dengan menanam berbagai jenis sayuran.
Hal ini terungkap dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian dan LPPM UNU Kalbar di Desa Punggur Besar Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Senin 11 Desember 2023 lalu.
“Petani selalu diberdayakan agar memiliki semangat ketahanan pangan. Pemberdayaan petani ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat merupakan amanat Tri Darma Perguruan Tinggi,” kata Ketua Prodi Agribisnis, Didik SP MP didampingi temannya, Marisa Meiratania ME di kampusnya, Selasa (12/12/2023).
Ditambahkan Didik, hal mendasar dari kegiatan ini adalah masih banyak petania belum pahan soal ketahanan pangan di rumah tangganya sendiri. Lewat PKM yang tidak hanya melibatkan dosen, tapi juga mahasiswa ini mencoba memberikan pemahanan apa yang dinamakan ketahanan pangan.
“Alhamdulillah, kurang lebih 20 peserta yang mengikuti kegiatan ini paham dan mengerti soal ketahanan pangan. Harapan kita mereka bisa menerapkannya di lapangan,” harap Didik.
Adapun dua materi disampaikan oleh tim PKM. Pertama, cara menjaga ketahanan pangan rumah tangga. Materi ini disampaikan Marisa Meiratania.
Dosen ini menjelaskan cara memanfaatkan lahan pekarangan rumah tangga. Lahan itu bisa ditanami berbagai jenis sayuran dan tanaman obat seperti kangkung, sawi, mentimun, cabe, tomat, kunyit, jahe, kencur dan lainnya. Dengan adanya budidaya di lahan pekarangan ini diharapkan bisa mengurangi pengeluaran rumah tangga. Bahkan, bisa menjadi apotek hidup.
Materi kedua disampaikan Didik SP MP mengenai cara menjaga ketahanan pangan rumah tangga dengan pola makan yang baik. Inti materi yang disampaikan berupa cara mengatur pola konsusmi yang baik. Dalam mengkonsumsi makanan menyesuaikan sesuai usia dan jenis kelamin. Selain itu juga dalam konsumsi kesehariannnya setiap kali makan terdiri dari 1/3 sumber karbohidrat. Sumber itu seperti beras, jagung, ubi, atau sagu.
Dianjurkan juga untuk mengkonsumsi pangan lokal. Kemudian, 1/3 lagi adalah sayuran sebagai sumber vitamin, mineral dan serat deperti bayam, kangkung, sawi, gambas, mentimun dan lain-lain.
Selain itu, 1/6 adalah lauk pauk sebagai sumber protein deperti daging, ayam, telur, tahu, tempe, udang ikan dan lainnya. Lalu, 1/6 lagi adalah buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral seperti pisang, langsat, pepaya, jambu, manggis, matoa, rambutan untuk buah buahan juga dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan lokal agar mudah terjangkau baik dari segi harga maupun kualitas nya.
Banyak peserta belum memahami perihal pola konsumsi itu. Banyak di antaranya beranggapan bahwa yang dinamakan sayuran adalah sayuran yang dibeli di pasar. Padahal di sekitar tempat tinggal mereka ada beberapa jenis sayuran yang bisa dimanfaatkan seperti daun ubi, kangkung, pakis, daun singkil, rebung dan lainnya. Ini sama juga halnya dengan buah-buahan dan lauk pauk bisa ditemukan mudah di sekitar rumah.
Menurut pengakuan beberapa peserta, pola konsumsi yang sering mereka lakukan adalah porsi nasi lebih banyak dari lainya. Bahkan, ada peserta tidak menyukai sayuran. Melalui kegiatan PKM ini diharapakan ibu-ibu bisa menyadari pentingnya menjaga pola makan/konsumsi hidup sehat agar tidak mudah terkena penyakit.
Kegiatan ini PKM berjalan dengan baik, peserta berharap agar kegiatan ini tidak hanya satu kali saja, ada kelanjutannya. Mereka ingin diajarkan bagaimana membuat olahan pangan lokal sehingga menarik untuk dikonsumsi oleh anak-anak dan juga orang dewasa.
Ratna, ibu RT 051/ RW 002 Desa Punggur mengatakan, masih sedikit warga yang memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam jenis sayuran ataupun obat-obatan. Selain itu, warga juga sering mendapatkan sayur yang didatangkan dari luar desa. Hal ini sangat miris apalagi potensi lahan yang dimiliki warga masih banyak. “Sayang tidak dimanfaatkan. Dengan kegiatan PKM ini, saya berharap warga bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan rumah tangganya sendiri,” harap Ratna.
RJ.
« Prev Post
Next Post »