SuaraSintang.com-Sintang: Ditandai
dengan pembukaan pintu, Gubernur
Kalimantan Barat Cornelis meresmikan Gedung Gereja Katedral Sintang.(sabtu,14/10/2017).
“saya sudah memberikan bantuan dana yang sangat
besar untuk pembangunan gedung gereja yakni 20 milyar. Jangan dianggap enteng
dana sebesar itu. Saya sudah berani mengambil sikap dan keputusan atas bantuan
ini. Padahal apa yang saya lakukan penuh dengan resiko. Kementerian Agama
Republik Indonesia juga tidak peduli dengan pembangunan gereja di Indonesia.
Umat katolik harus mengerti tentang tata kelola
pemerintahan di Indonesia. Saat ini satu persatu kewenangan pemerintah provinsi
sudah dicabut oleh pemerintah pusat. Yang menentukan kelulusan PNS dan yang
menentukan siapa pejabat eselon dua sudah ditentukan oleh pemerintah pusat.
Begitu juga pemekaran daerah, juga ditentukan oleh pemerintah pusat. Saya
menjamin gedung gereja ini akan dipakai untuk ibadah. Gereja ini tidak akan
dipakai untuk tempat kumpul untuk melakukan demo kepada pemerintah. Saya jamin
itu, tidak akan ada demo kepada Pak Bupati Sintang. Saya harap semakin rajin
sembahyang. Bukan sibuk menjelekan orang lain saja, Kehadiran
gereja ini saya harapkan mampu menimbulkan harapan dan meningkatkan keimanan
serta sumber daya manusia. Agama Katolik dijamin tidak akan bertentangan dengan
kepentingan pemerintah. Saya minta kepada panitia untuk diaudit keuangannya
oleh akuntan publik sebelum diperiksa oleh auditor Badan Pemeriksa Keuangan.
Karena ini tahun politik, bisa dimanfaatkan orang untuk menyerang. ada kebiasaan gereja katolik yang sudah mulai
hilang, yakni kehidupan di asrama. Dulu waktu saya masih kecil, banyak asrama
yang dibina oleh suster, bruder dan pastor bagi anak pedalaman. Namun sekarang
sudah tidak ada lagi. Kita patut mencontoh saudara kita yang beragama Islam
dengan pola pondok pesantren. Mereka bergotong royong membangun pondok
pesantren untuk memperkuat keimanan. Umat katolik jangan sampai buta politik.
Gereja memang tidak boleh berpolitik praktis. Tetapi uskup dan pastor boleh
memberikan pemahaman kepada umatnya dalam hal politik dan hal lain yang
mencerdaskan.
Sihar Petrus Simbolon Direktur Urusan Agama Katolik
Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia menyampaikan dengan
Pancasila, negara kita menjamin kemerdekaan setiap warga dalam memeluk
agamanya. Dalam nawacita, negara hadir dalam kehidupan beragama. Pemerintah
Pusat sejak 3 Januari 1946, lima bulan setelah Indonesia merdeka membentuk
Kementerian Agama Republik Indonesia dan Agama Katolik sejak awal sudah
diakomodir dalam pemerintahan dengan adanya Direktur Jenderal Bina Masyarakat
Katolik. Ini tanda pengakuan negara terhadap agama Katolik di Indonesia.
Menteri Agama Republik Indonesia baru saja
menandatangani peraturan tentang pesparawi Katolik. Peraturan tersebut juga
sudah dikirim ke seluruh gubernur di Indonesia.
Kementerian Agama RI juga sudah melakukan pembinaan keluarga dan anak
muda Katolik, serta memberikan bantuan pembangunan sarana ibadah. Peresmian dan pemberkatan gereja
katedral ini, sangat bermakna bagi negara dan gereja Katolik. Bagi negara,
penambahan sarana peribadatan untuk mewujudkan cita-cita negara untuk
meningkatkan keimanan kepada Tuhan. Bagi gereja, ini momentum bersejarah bagi
umat Katolik karena sudah memiliki gereja yang megah.
Bupati Sintang Jarot Winarno,
rasa bahagia berhubungan dengan suasana hati yang tercipta melalui iman yang
mendalam terhadap tuhan. Sehingga membangun bidang agama menjadi sangat penting
dalam proses pembangunan yang sedang dilakukan. Agama menjadi inspirasi bagi
visi, strategi dan program pembangunan. Apalagi di era global ini, dimana orang
mudah marah, galau, kebencian dan cemas sehingga kehadiran agama semakin
dibutuhkan untuk mengobatinya.Dengan agama setiap manusia dan masyarakat mampu
mampu menyelami kepuasan hidup yang sejati. Maka, tanggungjawab pemerintah
menghadirkan kekuatan agama yang seiring dengan upaya pembangunan bidang lain.
Peresmian katedral ini, bermakna upaya nyata kita bersama
untuk membangun keagamaan semakin kokoh. Keberadaan gereja ini tidak semata
tempat berdoa dan berkomunikasi kepada Tuhan, tetapi tempat orang mencari
kebahagiaan hidup yang hakiki. Gereja katedral ini juga harus dijadikan
laboratorium mini terciptanya kerukunan hidup beragama yang harus terus
dipelihara. Gereja ini megah dan berada di tengah kota sintang, menjadi modal
kita mewujudkan masyarakat yang religius. Kami berharap kepada umat Katolik
sebagai agama mayoritas di Sintang untuk dapat menjadi tauladan dalam kehidupan
sosial. Umat katolik mampu menjadi pelopor dan dinamisator dalam kehidupan saat
ini. terima kasih kepada Bapak Gubernur Kalbar yang sudah membantu pembiayaan
dalam pembangunan gereja ini. mari kita bersinergi dan bekerjasama serta
sama-sama bekerja dalam membangun daerah ini.
Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin,
terbangunnya gereja ini berkat kerjasama banyak pihak. Pada awalnya, semua
pihak terkait sepakat untuk membangun sebuah gereja katedral bergaya semi gotic
berpadu dengan seni tradisional Dayak seperti yang terlihat dalam ukiran pintu
serta lukisan diberbagai tempat. Dipadukan dengan tradisi Katolik yang
menghadirkan lukisan dan gambar orang-orang kudus. Semua dikemas dengan
sedemikian rupa, sehingga melahirkan sebuah karya seni dan arsitektur yang
indah. Menara katedral lama sengaja dipertahankan sebagai pertanda dan
kenang-kenangan historis. Ada banyak orang yang sudah menyumbang dalam bentuk
uang, materil, tenaga, pikiran dan waktu. Ini berkat campur tangan Tuhan. Terima kasih kepada Bapak Gubernur
Cornelis yang sudah memprakarsai pembangunan gereja baru serta memberikan
sumbangan dana yang besar. Mgr. Agustinus Agus, Pr sebagai Uskup Sintang saat
itu, banyak memberikan masukan mengenai bentuk bangunan gereja. Pemkab Sintang,
anggota DPR RI, DPRD, pengusaha, dan pribadi masyarakat juga sudah memberikan
bantuan dana.
Pemborong juga sudah mengerahkan banyak tenaga
kerja. Mereka mengalami dinamika proses yang tidak gampang. Ada banyak hambatan
dalam proses pembangunan, namun bisa diatasi karena ada dialog dan diskusi.
Kami mencoba mengenang banyak pihak yang sudah
membantu dengan menuliskan nama-nama dalam batu marmer yang dipasang di salah
satu bagian gereja ini. ini gereja induk di keuskupan sintang, saya mengundang
umat katolik yang berada di keuskupan sintang untuk mengunjungi bahkan
mengikuti ekaristi. Bahkan semua orang yang berkehendak baik boleh datang baik
untuk berkunjung maupun mencari ketenangan hati.
Yosepha Hasnah Ketua Panitia Pembangunan Gereja
Katedral, umat katolik di keuskupan sintang
mengucapkan banyak terima kasih dan bangga yang luar biasa kepada Bapak
Gubernur Kalbar yang sudah mencetuskan ide besar pembangunan kembali gedung
gereja katedral sintang saat kunjungan kerja ke Sintang tahun 2013 yang lalu.
Bahkan bukan hanya ide, tetapi gubernur memberikan dana hibah yang besar untuk
membangun gereja ini. dalam setiap kunjungan ke sintang, gubernur juga selalu
memberikan motivasi dan memantau perkembangan pembangunan gereja ini.
Kalau bukan ide dan bantuan gubernur kalbar, maka
Katedral Sintang yang dibangun sejak tahun 1957 dan sudah dilakukan renovasi pada Tahun 1991, maka gereja ini
belum berubah dan tentunya kita sekarang tidak akan melihat gedung gereja yang
besar dan megah serta menjadi salah satu ikon kabupaten sintang. Terima kasih juga kepada Mgr. Agustinus Agus
yang sudah menyambut baik dan mendukung pembangunan gereja katedral. Banyak
karya yang sudah beliau lakukan bagi keuskupan sintang. Terima kasih juga
kepada Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin yang sudah memberikan dukungan dan
pengarahan kepada kami.
Proses pembangunan
gereja dimulai saat peletakan batu pertama pada 21 November 2014 oleh
Gubernur Kalbar. Dan dimulai dibangun secara fisik pada 31 Januari 2015 serta
bisa diselesaikan pada 10 Oktober 2017 atau bisa diselesaikan selama 2 tahun 8
bulan 10 hari. Gereja katedral kristus raja sintang memiliki luas bangunan 780
meter persegi dan dapat menampung 1.200 umat yang sebelumnya hanya mampu
menampung 700 umat saja. Total biaya yang diperlukan adalah 30 milyar 500 juta rupiah yang terdiri dari 20 milyar
bantuan Pemprop Kalbar, 10 milyar bantuan Pemkab Sintang dan sisanya bantuan
para donatur.
Terima kasih kepada
Bupati, Wakil Bupati dan DPRD Sintang yang sudah memberikan bantuan dana hibah
untuk membangun gereja ini. terima kasih juga kepada Bapak Milton Crosby dan
Ignasius Juan yang turut mendukung diakhir masa jabatan keduanya.(hmsBupStg/editor:mardiansyah)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »