Malaka,NTT,Suarasintang.com - Kabupaten Malaka dan Kabupaten Kupang harus menjadi pilar utama dan tulang punggung mimpi untuk kemandirian garam industri indonesia.
Kalau di Kabupaten Malaka bisa kontribusi 5000 hektar dan kabupaten Kupang 4000 ha dan dikelola dengan baik maka bisa ekuivalen dengan
1.5 Juta metik ton garam. Berarti hampir 50 persen kebutuhan nasional dapat disuplay dari propinsi NTT. Hal itu disampaikan Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat disela jamuan makan malam di rumah kediaman Bupati Malaka, Haitimuk -Selasa, (26/3-2019)
Dikatakannya, kalau Malaka bisa sumbang 5000 ha, Kabupaten Kupang 4000 ha maka Indonesia akan terbuka matanya dan
seluruh mata akan tertuju ke NTT. Ini belum termasuk Nagekeo, Sabu Raijua dan TTS.
Gubernur Laiskodat mengatakan salah satu masalah nasional yang membebani negara ini adalah import garam industri dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kalau NTT bisa memberikan kontribusi dibidang ini maka
ruang fiskal , uang negara yang selama ini digunakan untuk import garam kita mampu memangkasnya sebesar 50 persen dan hal itu menjadi kebanggaan".
"Kita punya kebanggaan karena kita bisa memberi dan bukan hanya menerima seperti selama ini".
"Di tahun 2023 kalau kita bisa berkontribusi 1.5 Juta metik ton kepada negara ini maka predikat kita sebagai propinsi termiskin ketiga di Indonesia dapat dieliminir. Harkat dan martabat kita sebagai orang NTT terangkat dan diperhitungkan di Indonesia".
"Ciri khas orang menerima itu selalu dibawah dan standart sosialnya dibawah".
"Itu mimpi kita. Untuk mendapatkan pengakuan kemandirian sebesar itu maka harus dilakukan dengan berbagai cara. Karena di dunia ini tidak ada yang gratis. Ada pepatah mengatakan tidak ada makan siang gratis"
"Kalau mau buat NTT sehebat itu maka Gubernur dan Bupati tidak bisa tidur.
Pasti ada saja yang mengomel dan marah. Nasehat gubernur kepada Bupati biarkan saja karena mereka tidak tahu apa yang mereka buat".
"Kita tidak cukup energi untuk meladeni orang-orang seperti itu. Karena energy kita terbatas. Kita hanya cukup energi untuk mewujudkan mimpi itu untuk dilihat orang-orang yang selama ini memberi stigma buruk untuk NTT sebagai propinsi termiskin ketiga di Indonesia"
" Kita akan berhasil bila energynya fokus untuk mewujudkan mimpi itu. Tidak boleh ada setan, binatang dan suanggi yang mencuri mimpi itu".
"Di dunia manapun kalau mau membuat sesuatu yang besar pasti ada tantangan. Apalagi membangun mimpi untuk menjadikan NTT sebagai pemasok garam industri terbesar di Indonesia".
"Malaka dan Kab Kupang merupakan kekuatan utama dan ditunjang juga dari Nagikeo, Sabu Raijua dan TTS"
"Tadi Bupati sudah menjelaskan tentang kekayaan di Kabupaten Malaka.
Kalau berbicara tentang kekayaan atau potensi maka
setiap manusia memiliki perspektif tentang setiap potensi baik diri dan lingkungannya. Kekayaan atau potensi dilihat sesuai kaca matanya".
"Ini sama dengan di NTT . Banyak yang melihat kita kaya namun perspektif tentang kekayaan itu salah dan keliru diterjemahkan dalam perencanaan program pembangunan tidak fokus dalam hal mengelola potensi yang sesungguhnya".
"Tadi pagi saya datang melihat langsung sebuah upaya pemda Malaka yang juga adalah program dan mimpi besar presiden RI dan mimpi besar gubernur NTT".
"Bagaimana propinsi ini dikenal sebagai propinsi termiskin urutan ketiga di Indonesia mampu menyuplai garam yang saat ini di indonesia masih mengimport dari luar negeri sebesar 3,7 Juta metik ton".
"Ini bukan program Pemkab Malaka tetapi program Pemerintah pusat".
"Bagaimana kita impor berarti merugikan keuangan negara, , menunjukkan bahwa kita tidak mandiri , tidak berdaulat dan masih terjajah".
"Investasi garam bukan sekedar memberikan dampak ekonomi tetapi ada dampak kedaulatan negara maka kita wajib dengan segala usaha untuk mewujudkan rencana itu".
"Kita tahu bahwa Propinsi NTT salah satu propinsi dengan pantai yang landai dan
kadar garam yang cukup tinggi dengan
NHCL
mendekati 95 persen maka itu yang membuat garam propimsi NTT menjadi salah satu wilayah produksi garam terbaik di dunia.
Kalau kita memiliki potensi itu maka harus dikerjakan dengan baik dan benar".
Rilis. : Edi -libas,malaka.
Editor : L Sugiarto./Red
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »