SuaraSintang.com-Sintang: Siapa yang tidak tau jalan pedadang ketungau hilir
yang selalu jadi perbincangan masyarakat ketungau, bukan karena bagus atau mulus nya
jalan tersebut namun melainkan karena hancurnya jalan tersebut yang sehari-hari di
rasakan oleh masyarakat ketungau dan sekitarnya.
Kepada media ini Lukas masyarakat desa setungkup mengungkapkan, Saya selalu
lewat jalan itu, saya juga pernah nginap sampai 2 malam kalo pake truck, pake
mobil strada juga sering nginap di jalan, karena jalan nya hancur rusak parah, jalan
pedadang rusak sudah 4 tahun dan sudah di service pun tidak lama hancur lagi,
karena bahan yang di gunakan untuk menservice jalan itu mutunya tidak sesuai
karena pakai kayu dan papan, maka jalannya itu dak akan bisa bagus dan tahan
lama, cobalah servicenya di timbun pake batu kah, latrit kah, parti nya agak di
bikin besar, mungkin bisa tahan lama.”katanya(08/01/2018)
Sambung Lukas, masyarakat inginnya pemerintah memperhatikan gimana caranya
supaya jalan itu bisa bagus, kalau dak ujan Cuma kering tapi hancur tetap,
kalau hujan lebih parah lagi, dulu pernah di service oleh pihak pemerintah dan
pihak perusahaan juga anggota dewan cuman dak seperti yang di inginkan masyarakat,
seperti lebih tahan lama,“paling tahan gak mampu sampai sebulan sudah hancur
lagi”.terangnya
“Masyarakat paling sulit dan paling sakit, padahal pemerintah mengenai
PBB kemana arah dan tujuan PBB itu apakah untuk membangun ataukah untuk
gimana,kalau untuk membangun ya tolong untuk membangun jangan sampai di diamkan
atau di endapkan, karena dari masyarakat untuk masyarakat”
Lukas menambahkan, Masyarakat yang ngomel-ngomel itu banyak bukan hanya
saya saja setiap kali lewat jalan yang jelek kayak itu, “Kok jalan jelek terus
padahal kita bayar pajak, masak pemerintah dak memperhatikan rakyat dan jalan”,
status jalan itu saya tidak tau yang saya tau status jalan tersebut jalan milik
Negara Republik Indonesia.”ujarnya
Syamsuardi sekretaris umum LSM PISIDA Kabupaten Sintang mengatakan
melihat kondisi jalan pedadang ketungau hilir, kami dari LSM merasa sangat
miris terhadap kinerja
pemerintah yang mana sepertinya masyarakat ketungau di
kesampingkan didalam proses pelaksanaan pembangunan, bagaimana masyarakat bisa
sejahterah kalau kondisi insfrastruktur terutama jalan yang hancur, untuk
membawa hasil panen dll saja kesusahan, jangan kan mendapatkan untung malah buntung,
belum sempat menikmati hasil sudah dulu memperbaiki kendaraan karena jalan hancur.”katanya
“Kami berharap agar pemerintah segera melakukan tindakan-tindakan
memberikan kenyamanan kepada masyarakat ketungau agar bisa menikmati rasa
kemerdekaan mereka sebagai rakyat Republik Indonesia”
Sambung Syamsuardi, agar pemerintah segera lakukan perbaikan jalan
dimana titik-titik jalan yang rusak karena itu akses utama masyarakat dalam
mencari kebutuhan hidup, “Kami juga dari LSM menyoroti dari segi dunia politik jangan
masyarakat air ketungau itu di jadikan mesin-mesin politik bagi orang yang
ingin memerdekakan dirinya sendiri, hanya untuk mengeruk mengambil suara tapi
masyarakatnya tidak diperhatikan.”tegas Syamsuardi
Syamsuardi
menambahkan, Kalau mengenai status jalan ini semuanya masih abu-abu, pemerintah
bertarik ulur bahwa dari pusat mengakui bahwa itu jalan pusat, dari provinsi
mengakui itu jalan provinsi dan daerah tidak diberikan kewenangan untuk
melakukan penigkatan jalan, ini yang menjadi permasalahan dan ini harus segera
di selesaikan oleh pemerintah, jangan lagi menjadi pertikaian karena kekuasaan,
dari pertikaian itu masyarakat air ketungau jadi susah. Para-para politikus
jangan mempersulit masyarakat lah, perhatikan rakyat jangan cuma hanya ingin
suara tapi tidak berkarya demi kepentingan masyarakat.”terangnya(ian)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »