Kategori

Kepala BPBD Sintang 4 Orang Yang Meninggal Dunia Bukan Karena Banjir Secara Langsung.

Sintang - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sintang Bernhad Saragih menyampaikan paparanya dihadapan Kepala BNPB RI di VIP Bandara Tebelian Sintang pada Sabtu, 20 November 2021

Bernhad Saragih menyampaikan pihaknya sudah menerima peringatan dari BMKG bahwa akan cuaca ekstrim sejak Agustus 2021 dan Pemkab Sintang langsung melakukan edukasi dan peringatan kepada warga yang tinggal di bantaran dua sungai besar yakni Kapuas dan Melawi. 

“di Kabupaten Sintang ini ada dua sungai besar yakni Melawi dan Kapuas, serta sungai lain yakni Ketungau dan Kayan. Pada 2-4 Oktober 2021 terjadi hujan deras dan  banjir bandang di Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Ambalau dan Serawai. Maka sejak 5 Oktober 2021, kita tetapkan status tanggap darurat bencana bantingsor. Setelah itu, terus menerus terjadi hujan intensitas tinggi” terang Bernhad Saragih

“saat itu kami belum membentuk satgas karena kami masih mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat korban banjir. 19 Oktober 2021 kita perpanjang status tanggap darurat. 21 Oktober 2021 terjadi hujan lebat dan Kota Sintang terjadi banjir besar. Penyebab banjir besar di Kota Sintang ini adalah terjadinya curah hujan yang sangat tinggi dan faktor kota ini dilintasi dua sungai besar yakni Kapuas dan Melawi” terang Bernhad Saragih

“Data kami, puncak tertinggi banjir di Kota Sintang ini adalah pada 16 November 2021. Kami melakukan rekapitulasi data yang diberikan oleh desa dan kecamatan. Jadi yang terdampak banjir adalah 12 kecamatan, 16 kelurahan dan 175 desa. Pada titik tertentu, ketinggian banjir mencapai 4 meter. Data korban saat puncak banjir adalah 35.  657 KK atau 123. 938 jiwa. Yang mengungsi sebanyak 7. 496 KK atau 26. 332 jiwa. Itu data saat puncak banjir” beber Bernhad Saragih

“saat banjir bandang dan banjir pasang. Ada 4 orang yang meninggal dunia, meskipun meninggalnya bukan karena banjir secara langsung. Tetapi adanya faktor kelalaian, sehingga ada korban jiwa. Kami membangun posko untuk menanggulangi dan menyelamatkan korban jiwa. Saat ini, banjir sudah surut sehingga jalan utama sudah bisa dilewati” papar Bernhad Saragih

“sejak 31 Agustus 2021, kami sudah menetapkan status siaga bencana, karena ada peringatan dari BMKG dan mulai tingginya curah hujan. 5 Oktober 2021 kami menaikan status menjadi tanggap darurat. 19 Oktober 2021 status tanggap darurat diperpanjang. Di jalan utama memang sudah surut, tetapi rumah warga yang ada di bantaran sungai masih terendam banjir dengan ketinggian 1-2 meter” terang Bernhad Saragih

“fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terendam banjir, perkantoran ada 9 yang terendam. Pusat perekonomian  dan lalu lintas terganggu, banyak pasar yang rusak. Kami memang fokus pada evakuasi korban banjir, kami bergerak menyelamatkan korban banjir, kita tempatkan ke pengungsian, berikan sembako, jaga kesehatan dan keamanan mereka. Warga yang dievakuasi mencapai 7 ribu lebih. Yang terlibat membantu sangat banyak, warga yang tidak terdampak juga membantu” terang Bernhad Saragih

“kami memang mengalami kekurangan tenda, kelambu dan selimut. Karena warga mengungsi di kebun karet atau lokasi terbuka. Lokasi pengungsi milik Pemda dan swadaya masyarakat juga kami distribusikan sembako. Petugas dapur umum ada satgas dan relawan 378 orang beserta warga masyarakat. Satgas  setiap hari melakukan evaluasi dan update data. Puskesmas di kecamatan beroperasi 24 jam untuk membantu korban banjir, serta melakukan keliling ke lokasi banjir” terang Bernhad Saragih

“aparat keamanan juga berpatroli ke lokasi banjir, untuk memberikan rasa aman dan nyaman para pengungsi yang sudah meninggalkan rumah mereka. Jalan Lintas Melawi yang tidak bisa dilewati kendaraan roda dua selama 10 hari, sehingga harus diseberangkan menggunakan kendaraan tinggi seperti truk dan tronton” tambah Bernhad Saragih

Sumber berita : Prokopim Sintang.
 

Previous
« Prev Post