SuaraSintang.com,SINTANG.Festival
meriam karbit merupakan tradisi budaya yang pertama kali dilakukan di Kabupaten
Sintang, pada hari Kamis malam (14/6/2018), seusai melaksanakan takbir keliling
menggunakan Kendaraan, Bupati Sintang membuka kegiatan festival meriam karbit
yang ditandai dengan penembakkan langsung ke meriam karbit oleh Bupati Sintang,
bertempat di Depan Masjid Jami Sultan Nata Sintang.
Dalam
kesempatan tersebut, Bupati Sintang menyampaikan bahwa pelaksanaan festival meriam
karbit ini merupakan kegiatan yang pertama kali diselenggarakan dengan banyak
sekali maknanya, “ini merupakan kegiatan kebudayaan, kita tidak boleh melupakan
sejarah kita, kita harus menjaga kearifan lokal, dan gali potensi-potensi
budaya yang sedang berkembang, tentunya ini terletak di kawasan budaya yang
agamis, dimana wilayah Keraton Al-Mukarammah inilah berdiri sejarah-sejarah di
Kabupaten Sintang yang harus kita jaga bersama”. Kata Jarot.
Jarot
menginginkan bahwa kegiatan-kegiatan kebudayaan yang dapat mengangkat
kebudayaan dimata masyarakat luas agar terus dan tetap dijaga dan dilestarikan,
“ini tentunya warisan budaya dari berbagai bentuk, baik itu kesenian, baik itu
tradisi, salah satunya adalah meriam karbit ini yang banyak memiliki makna terkandung
didalamnya, sehingga perlu kita jaga dan kita lestarikan”, ungkapnya.
Selain itu
juga, Bupati Sintang berharap agar kegiatan festival meriam karbit ini pada
tahun depan lebih ramai lagi, “tahun 2018 ini ada 9 kelompok yang ikut
berpartisipasi, tetapi tahun depan peserta harus bisa bertambah lagi, agar
menjadi lebih ramai dan meriah, dan dapat menandai datangnya bulan kemenangan,
datangnya 1 Syawal yang ditandai dengan permainan meriam karbit ini”, tuturnya.
Jadi,
sambung Jarot dalam sambutannya, pelestarian sejarah ini bisa menjadi
atraksi yang menarik bagi wisatawan
lokal dan diluar lokal, “suatu saat nanti kalau kita bisa bersama-sama menjaga
adat dan tradisi, bahwa pembudayaan seperti ini bisa menjadi atraksi yang
menarik, agar yang lain juga bisa ikut campur dalam kegiatan kebudayaan seperti
ini”, sambungnya.
kemudian
Ketua Panitia Penyelenggara, Ade M. Iswandi mengungkapkan bahwa kegiatan ini
dilaksanakan bertujuan untuk melestarikan sejarah kebudayaan melayu yang
terkandung didalamnya, “tentunya dengan kegiatan seperti ini kita bersatu
bersama, berkumpul bersama di tempat ini untuk menyaksikan penyelenggaraan
meriam karbit, dan juga kita bersama-sama melestarikan kegiatan kebudayaan
kita”, ungkap Ade.
Ketua
panitia menambahkan bahwa kegiatan festival meriam karbit ini diikuti sebanyak
9 kelompok dan ada tiga tim juri yang menilainya, “festival meriam karbit ini
ada 9 kelompok yang tersebar diwilayah pesisir sungai melawi dan sungai kapuas,
seperti di wilayah Keraton, Sungai Kawat, Kampung Ladang, Sungai Durian,
Masuka, dan juga juri penilainya itu menilai keutamaan daripada karbit itu
sendiri, kemudian juri menilai dampak lingkungannya, dan ketiga juri menilai
dari motif dekorasi khas melayunya”, tambahnya.
Festival
meriam karbit merupakan tradisi budaya yang pertama kali dilakukan di Kabupaten
Sintang, pada hari Kamis malam (14/6/2018), seusai melaksanakan takbir keliling
menggunakan Kendaraan, Bupati Sintang membuka kegiatan festival meriam karbit
yang ditandai dengan penembakkan langsung ke meriam karbit oleh Bupati Sintang,
bertempat di Depan Masjid Jami Sultan Nata Sintang.
Dalam
kesempatan tersebut, Bupati Sintang menyampaikan bahwa pelaksanaan festival meriam
karbit ini merupakan kegiatan yang pertama kali diselenggarakan dengan banyak
sekali maknanya, “ini merupakan kegiatan kebudayaan, kita tidak boleh melupakan
sejarah kita, kita harus menjaga kearifan lokal, dan gali potensi-potensi
budaya yang sedang berkembang, tentunya ini terletak di kawasan budaya yang
agamis, dimana wilayah Keraton Al-Mukarammah inilah berdiri sejarah-sejarah di
Kabupaten Sintang yang harus kita jaga bersama”. Kata Jarot.
Jarot
menginginkan bahwa kegiatan-kegiatan kebudayaan yang dapat mengangkat
kebudayaan dimata masyarakat luas agar terus dan tetap dijaga dan dilestarikan,
“ini tentunya warisan budaya dari berbagai bentuk, baik itu kesenian, baik itu
tradisi, salah satunya adalah meriam karbit ini yang banyak memiliki makna terkandung
didalamnya, sehingga perlu kita jaga dan kita lestarikan”, ungkapnya.
Selain itu
juga, Bupati Sintang berharap agar kegiatan festival meriam karbit ini pada
tahun depan lebih ramai lagi, “tahun 2018 ini ada 9 kelompok yang ikut
berpartisipasi, tetapi tahun depan peserta harus bisa bertambah lagi, agar
menjadi lebih ramai dan meriah, dan dapat menandai datangnya bulan kemenangan,
datangnya 1 Syawal yang ditandai dengan permainan meriam karbit ini”, tuturnya.
Jadi,
sambung Jarot dalam sambutannya, pelestarian sejarah ini bisa menjadi
atraksi yang menarik bagi wisatawan
lokal dan diluar lokal, “suatu saat nanti kalau kita bisa bersama-sama menjaga
adat dan tradisi, bahwa pembudayaan seperti ini bisa menjadi atraksi yang
menarik, agar yang lain juga bisa ikut campur dalam kegiatan kebudayaan seperti
ini”, sambungnya.
kemudian
Ketua Panitia Penyelenggara, Ade M. Iswandi mengungkapkan bahwa kegiatan ini
dilaksanakan bertujuan untuk melestarikan sejarah kebudayaan melayu yang
terkandung didalamnya, “tentunya dengan kegiatan seperti ini kita bersatu
bersama, berkumpul bersama di tempat ini untuk menyaksikan penyelenggaraan
meriam karbit, dan juga kita bersama-sama melestarikan kegiatan kebudayaan
kita”, ungkap Ade.
Ketua
panitia menambahkan bahwa kegiatan festival meriam karbit ini diikuti sebanyak
9 kelompok dan ada tiga tim juri yang menilainya, “festival meriam karbit ini
ada 9 kelompok yang tersebar diwilayah pesisir sungai melawi dan sungai kapuas,
seperti di wilayah Keraton, Sungai Kawat, Kampung Ladang, Sungai Durian,
Masuka, dan juga juri penilainya itu menilai keutamaan daripada karbit itu
sendiri, kemudian juri menilai dampak lingkungannya, dan ketiga juri menilai
dari motif dekorasi khas melayunya”, tambahnya.//HMS BUPATI//Sg.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »