Kategori

Tarian Ngajat Lesong Mualang Proses Pendaftaran Warisan Budaya Bukan Benda

SEKADAU,suarasintang.com -  Sanggar Lesung Menuah yang berada di Desa Maboh Permai, Kecamatan Belitang, Kabupaten Sekadau belum lama ini bersama Disporapar Kabupaten Sekadau mengambil rekaman tarian ngajat lesong mualang di kampung Mengeris, Desa Maboh Permai, Kecamatan Belitang, Kabupaten Sekadau.

“Tarian ini belajarnya kalau di tekuni bisa 3 minggu saja, murni tarian dengan tekhnik tarian umumnya, bukan menggunakan trik magic atau menggunakan mantra, jadi jangan heran kenapa penari bisa menggigit lesung seberat 20’an kilogram itu semua murni karena latihan,” ungkap Ketua Sanggar Lesung Menuah Robby Sugara kepada Kapuasrayatoday.com pada Rabu (20/2) 2019. 

Robie mudan begitu nama itu dikenal kalangan anak-anak muda menambahkan, pak Lasarus yang mengajarkan tarian tersebut, dan beliau belajar dengan seorang tua di SP V Melanjan yang sekarang desa persiapan Melanjan Raya, dan dari alm pak Laja yang dikenal dengan Laja Lesong tarian itu didapat, tarian ini memang sebuah tarian yang turun temurun diajarkan, jadi siapa penciptanya tentu nenek moyang orang mualang. 

“Disporapar kabupaten Sekadau bekerjasma dengan sanggar Lesung Menuah, melakukan   perekaman Tari Lesong, atau Ngajat Lesong Mualang, sebagai aset budaya tak benda Kabupaten Sekadau, khususnya aset budaya Mualang. Dimana tari Lesong ini adalah tarian yang langka dab hampir, jelas tidak pernah terlihat lagi di zaman modern pada saat ini. Keinginan ini lah yg melatarbekangi kami utk melakukan perekaman tarian ini,” jelasnya. 

Bapak satu anak itu mengatakan lebih lanjut, Proses tarian ini dilakukan secara tradisional dengan prosesi lengkap, yaitu bedarak dan bedarak itu dilakukan oleh tetua di sp dua maboh permai, dalam hal ini kakek lugu. Jumlah penari 4 org wanita, sebagai pengiring tari, serta 1 orang penari lelaki, yang berperan penuh mengigit Lesung dan 
2 orang penabuh, atau pemain musik, yakni alat musik tawak dan entebong. 

“Lesong yang digunakan adalah Lesong yang masih bisa untuk bekerja sehari-hari, seperti menumbuk padi atau lainnya. Sampai sekarang di sanggar cuma dua orang saja yang bisa tarian lesung ini. Keinginan kami supaya tari Lesong ini dapat dikenal oleh anak cucu kelak, masyrakat luas bahkan kalau bisa sampai ke mancanegara, supaya tarian ini tidak akan hilang begitu saja karena pengaruh dunia yang semakin canggih,” tutupnya. 

Sementara itu, Kadisporapar Kabupaten Sekadau, Paulus Misi, M.Si mengatakan, Ya, kita ingin explore tari lesong mualang, sebagai HAKI. 

“Mohon dukungan, semoga bermakna dan bermanfaat untuk generasi aset kabupaten,” pungkasnya.

Penulis.   : Sudarno
Editor.       : L.Sugiarto

Previous
« Prev Post